Posted by : Unknown
Senin, 07 Juli 2014
Killers: Inside Us Lives A Killer
(2014)
Released
| |
Country | Indonesia | Japan |
Language
|
Spanish | Japanese | English
|
Genre
| |
Director
| Kimo Stamboel, Timo Tjahjanto |
Writers
| Takuji Ushiyama(original story), Takuji Ushiyama, 2 more credits » |
Starcast | Oka Antara, Rin Takanashi, Kazuki Kitamura, Ray Sahetapy, Luna Maya| See full cast and crew » |
Rating | 7.6/10 Ratings: 7.6/10 from706 users Reviews: 7 user | 23 critic |
Review:
Dalam Killers, sebuah film thriller terbaru arahan duo Timo Tjahjanto dan Kimo Stamboel – atau yang lebih familiar dengan sebutan The Mo Brothers (Rumah Dara, 2010), garis kehidupan dua orang pria yang berasal dari dua negara dan latar kehidupan berbeda namun sama-sama menyimpan sebuah sisi gelap yang mengerikan di dalam diri mereka akan segera bertemu satu sama lain. Pria pertama bernama Nomura Shuhei (Kazuki Kitamura), seorang eksekutif muda asal Tokyo, Jepang yang meskipun memiliki wajah tampan dan mudah disukai banyak orang namun memiliki kegemaran untuk membunuh dan mendokumentasikan kegemarannya tersebut dalam bentuk video.
Tidak berhenti disana, Nomura dengan giat mengunggah rekaman-rekaman video pembunuhannya ke internet demi mendapatkan kepuasan setelah mengetahui bahwa “mahakarya” yang ia hasilkan telah dilihat jutaan pasang mata. Sementara itu, di Jakarta, Indonesia, Bayu Aditya (Oka Antara) adalah seorang jurnalis yang sedang berada dalam titik terendah dalam kehidupannya. Karirnya berantakan setelah kegagalannya untuk mengungkap kasus korupsi yang dilakukan oleh seorang politikus, Dharma (Ray Sahetapy). Kehidupan personalnya bahkan tidak lebih baik. Pernikahannya dengan Dina (Luna Maya) berada di ambang perceraian yang membuat dirinya seringkali kesulitan untuk menemui puterinya yang begitu ia sayangi.
Di tengah-tengah berbagai himpitan hidup tersebut, Bayu menemukan video-video yang diunggah Nomura ke internet dan secara perlahan mulai terinspirasi untuk melakukan hal yang sama: untuk menjadi seorang pembunuh berantai berdarah dingin. Berkat dorongan hasrat sisi gelapnya tersebut, Bayu kemudian berusaha untuk menghubungi Nomura. Dan ketika Nomura memberikan tanggapan pada Bayu, kehidupan keduanya secara perlahan mulai berubah dan terhubung satu sama lain.
Disengaja atau tidak, Killers terasa mendapatkan pengaruh yang cukup kuat dari dari film-film thriller asal Korea Selatan seperti I Saw the Devil (2010) atauBedevilled (2010) – sebuah presentasi psychological thriller yang kelam, gloomy dan benar-benar meminta perhatian penuh dari penontonnya untuk mampu menyelami karakter-karakter yang hadir di dalam jalan cerita. Keberadaan adegan-adegan sadis nan berdarah bukanlah menjadi santapan utama dalam film ini. Benar bahwa adegan-adegan tersebut merupakan bagian esensial dalam jalan cerita Killers namun The Mo Brothers terlihat lebih mengeksplorasi berbagai konflik yang terjadi pada dua karakter utama dan bagaimana konflik-konflik tersebut mempengaruhi kehidupan mereka berdua.
Dalam beberapa bagian – khususnya bagian penceritaan yang melibatkan karakter Nomura Shuhei, formula tersebut berhasil dieksekusi dengan baik. Sayangnya, di bagian lain yang presentasi ceritanya justru lebih besar, The Mo Brothers terasa masih begitu terbata-bata dalam menghadirkan ceritanya. Permasalahan muncul pada bagian kisah yang melibatkan karakter Bayu Aditya ketika Timo Tjahjanto dan Kimo Stamboel berupaya menghadirkan susunan cerita yang lebih kompleks dengan kehadiran konflik dan karakter yang lebih berlapis jika dibandingkan dengan kisah penceritaan karakter Nomura Shuhei namun gagal memberikan penggalian yang kuat pada elemen-elemen penceritaan tersebut.
Banyak bagian dari kisah penceritaan karakter Bayu Aditya terasa hanya menyentuh permukaan dari permasalahan yang dihadirkan, mulai dari konflik yang dihadapi sang karakter dalam urusan pekerjaannya, hubungan romansanya hingga pengembangan karakternya ketika sisi kelam dirinya mulai terasa mengambil alih seluruh kehidupannya. Hal inilah yang menyebabkan plot kisah yang menyajikan lebih banyak sisi drama ini gagal untuk benar-benar menghasilkan ikatan emosional yang sebenarnya cukup dibutuhkan agar penonton dapat merasakan perbedaan dari perubahan karakter Bayu Aditya dengan karakter Nomura Shuhei. Ritme penceritaan yang diberikan The Mo Brothers sendiri cukup mampu memberikan atmosfer yang sesuai pada Killers.
Melalui penataan cerita yang sederhana, The Mo Brothers memberikan ruang yang cukup luas pada konflik dan karakter yang hadir di dalam jalan cerita film ini untuk memberikan kesan mencekam yang lebih dalam. Tidak sepenuhnya berjalan lancar. Beberapa bagian Killers, khususnya di bagian pertengahan, terasa begitu lamban akibat kurang esensialnya cerita yang ingin disampaikan. Killers juga terasa antiklimaks dengan pemberian ending yang jauh dari kesan memuaskan – film ini, sejujurnya, akan terasa lebih kuat jika berakhir 20 menit lebih awal ketika karakter Nomura Shuhei selesai mengerjakan “tugas akhirnya”. Lebih dari itu, ending yang disajikan The Mo Brothers terkesan dipaksakan untuk memberikan ending yang berdarah namun gagal untuk dieksekusi dengan rapi.
Pengarahan dari The Mo Brothers sendiri terasa begitu kuat pada departemen akting dan tata produksi film ini. Meskipun beberapa karakter terkesan kurang tergali dengan baik porsi penceritaannya – seperti karakter-karakter yang diperankan oleh Luna Maya, Ray Sahetapy, Epy Kusnandar, Dimas Argoebie atau Tara Basro, namun para jajaran pemeran film ini mampu hadir dengan penampilan akting yang sangat kuat. Kazuki Kitamura tampil dengan sempurna dalam memerankan karakter Nomura Shuhei – sadis, dingin namun hadir dengan kharisma yang begitu kuat. Lawan mainnya, Oka Antara, juga hadir dengan penampilan akting yang berkelas. Berbeda dengan Kazuki Kitamura yang hadir sebagai seorang sosok yang murni bersifat sadis, karakter yang diperankan oleh Oka Antara memang memiliki lapisan penceritaan yang cukup mendalam – karakternya adalah seorang pecundang yang berusaha untuk mengambil alih pimpinan kehidupannya sendiri.
Meskipun tampil goyah pada beberapa bagian penceritaan – dan akan mendapatkan perbandingan secara langsung terhadap penampilan Kazuki Kitamura, penampilan Oka Antara sebagai Bayu Aditya tetap hadir sebagai sebuah penampilan yang cukup cemerlang. Killers juga menampilkan penampilan apik dari aktris Jepang, Rin Takanashi, yang mampu mendampingi sekaligus menjadi padanan yang pas bagi penampilan dari Kazuki Kitamura.
Sama halnya seperti Rumah Dara, The Mo Brothers mampu menghadirkan kualitas produksi yang begitu berjelas bagi Killers. Tata kamera arahan Gunnar Nimpuno bergerak begitu dinamis sehingga mampu menangkap sudut-sudut gambar yang terasa begitu efektif dalam bercerita. Begitu juga dengan departemen artistik yang secara meyakinkan menghadirkan dukungan atmosfer suasana yang tepat bagi penceritaan Killers. Dukungan tata musik dan suara dari Fajar Yuskemal dan Aria Prayogi semakin menambah kuat kualitas departemen produksi dari film ini. Kualitas produksi yang benar-benar sangat memuaskan. Sayangnya, Killers terasa seperti kembali mengulangi beberapa kesalahan yang dilakukan The Mo Brothers lewat debut penyutradaraan layar lebar mereka, Rumah Dara, beberapa tahun lalu. Memiliki konsep penceritaan yang sebenarnya sangat menyenangkan, keduanya lantas harus tersandung ketika menterjemahkan konsep tersebut dalam eksekusi akhirnya, khususnya ketika berhubungan dengan pengembangan konflik sekaligus karakter yang berlapis.
Hasilnya jelas dapat dirasakan dari dua penceritaan yang disajikan dalam Killers: penceritaan karakter Nomura Shuhei yang minimalis mampu dieksekusi dengan lancar sedangkan bagian penceritaan dari karakter Bayu Aditya yang cenderung lebih kompleks terkesan hadir cukup berantakan pada kebanyakan bagiannya. Keputusan untuk mempertemukan dua karakter sentral tersebut juga gagal menghasilkan sebuah ending yang maksimal ketika The Mo Brothers kurang mampu memberikan sisi penceritaan yang lebih mendalam. Bukan berarti Killers adalah sebuah presentasi yang buruk – departemen produksi dan penampilan akting yang dihadirkan para pemeran film ini jelas hadir dalam kualitas yang kuat. Namun secara keseluruhan, Killers terasa cukup mengecewakan akibat lemahnya eksekusi cerita di banyak bagiannya.
Sumber,RyeMovies
Tidak berhenti disana, Nomura dengan giat mengunggah rekaman-rekaman video pembunuhannya ke internet demi mendapatkan kepuasan setelah mengetahui bahwa “mahakarya” yang ia hasilkan telah dilihat jutaan pasang mata. Sementara itu, di Jakarta, Indonesia, Bayu Aditya (Oka Antara) adalah seorang jurnalis yang sedang berada dalam titik terendah dalam kehidupannya. Karirnya berantakan setelah kegagalannya untuk mengungkap kasus korupsi yang dilakukan oleh seorang politikus, Dharma (Ray Sahetapy). Kehidupan personalnya bahkan tidak lebih baik. Pernikahannya dengan Dina (Luna Maya) berada di ambang perceraian yang membuat dirinya seringkali kesulitan untuk menemui puterinya yang begitu ia sayangi.
Di tengah-tengah berbagai himpitan hidup tersebut, Bayu menemukan video-video yang diunggah Nomura ke internet dan secara perlahan mulai terinspirasi untuk melakukan hal yang sama: untuk menjadi seorang pembunuh berantai berdarah dingin. Berkat dorongan hasrat sisi gelapnya tersebut, Bayu kemudian berusaha untuk menghubungi Nomura. Dan ketika Nomura memberikan tanggapan pada Bayu, kehidupan keduanya secara perlahan mulai berubah dan terhubung satu sama lain.
Disengaja atau tidak, Killers terasa mendapatkan pengaruh yang cukup kuat dari dari film-film thriller asal Korea Selatan seperti I Saw the Devil (2010) atauBedevilled (2010) – sebuah presentasi psychological thriller yang kelam, gloomy dan benar-benar meminta perhatian penuh dari penontonnya untuk mampu menyelami karakter-karakter yang hadir di dalam jalan cerita. Keberadaan adegan-adegan sadis nan berdarah bukanlah menjadi santapan utama dalam film ini. Benar bahwa adegan-adegan tersebut merupakan bagian esensial dalam jalan cerita Killers namun The Mo Brothers terlihat lebih mengeksplorasi berbagai konflik yang terjadi pada dua karakter utama dan bagaimana konflik-konflik tersebut mempengaruhi kehidupan mereka berdua.
Dalam beberapa bagian – khususnya bagian penceritaan yang melibatkan karakter Nomura Shuhei, formula tersebut berhasil dieksekusi dengan baik. Sayangnya, di bagian lain yang presentasi ceritanya justru lebih besar, The Mo Brothers terasa masih begitu terbata-bata dalam menghadirkan ceritanya. Permasalahan muncul pada bagian kisah yang melibatkan karakter Bayu Aditya ketika Timo Tjahjanto dan Kimo Stamboel berupaya menghadirkan susunan cerita yang lebih kompleks dengan kehadiran konflik dan karakter yang lebih berlapis jika dibandingkan dengan kisah penceritaan karakter Nomura Shuhei namun gagal memberikan penggalian yang kuat pada elemen-elemen penceritaan tersebut.
Banyak bagian dari kisah penceritaan karakter Bayu Aditya terasa hanya menyentuh permukaan dari permasalahan yang dihadirkan, mulai dari konflik yang dihadapi sang karakter dalam urusan pekerjaannya, hubungan romansanya hingga pengembangan karakternya ketika sisi kelam dirinya mulai terasa mengambil alih seluruh kehidupannya. Hal inilah yang menyebabkan plot kisah yang menyajikan lebih banyak sisi drama ini gagal untuk benar-benar menghasilkan ikatan emosional yang sebenarnya cukup dibutuhkan agar penonton dapat merasakan perbedaan dari perubahan karakter Bayu Aditya dengan karakter Nomura Shuhei. Ritme penceritaan yang diberikan The Mo Brothers sendiri cukup mampu memberikan atmosfer yang sesuai pada Killers.
Melalui penataan cerita yang sederhana, The Mo Brothers memberikan ruang yang cukup luas pada konflik dan karakter yang hadir di dalam jalan cerita film ini untuk memberikan kesan mencekam yang lebih dalam. Tidak sepenuhnya berjalan lancar. Beberapa bagian Killers, khususnya di bagian pertengahan, terasa begitu lamban akibat kurang esensialnya cerita yang ingin disampaikan. Killers juga terasa antiklimaks dengan pemberian ending yang jauh dari kesan memuaskan – film ini, sejujurnya, akan terasa lebih kuat jika berakhir 20 menit lebih awal ketika karakter Nomura Shuhei selesai mengerjakan “tugas akhirnya”. Lebih dari itu, ending yang disajikan The Mo Brothers terkesan dipaksakan untuk memberikan ending yang berdarah namun gagal untuk dieksekusi dengan rapi.
Pengarahan dari The Mo Brothers sendiri terasa begitu kuat pada departemen akting dan tata produksi film ini. Meskipun beberapa karakter terkesan kurang tergali dengan baik porsi penceritaannya – seperti karakter-karakter yang diperankan oleh Luna Maya, Ray Sahetapy, Epy Kusnandar, Dimas Argoebie atau Tara Basro, namun para jajaran pemeran film ini mampu hadir dengan penampilan akting yang sangat kuat. Kazuki Kitamura tampil dengan sempurna dalam memerankan karakter Nomura Shuhei – sadis, dingin namun hadir dengan kharisma yang begitu kuat. Lawan mainnya, Oka Antara, juga hadir dengan penampilan akting yang berkelas. Berbeda dengan Kazuki Kitamura yang hadir sebagai seorang sosok yang murni bersifat sadis, karakter yang diperankan oleh Oka Antara memang memiliki lapisan penceritaan yang cukup mendalam – karakternya adalah seorang pecundang yang berusaha untuk mengambil alih pimpinan kehidupannya sendiri.
Meskipun tampil goyah pada beberapa bagian penceritaan – dan akan mendapatkan perbandingan secara langsung terhadap penampilan Kazuki Kitamura, penampilan Oka Antara sebagai Bayu Aditya tetap hadir sebagai sebuah penampilan yang cukup cemerlang. Killers juga menampilkan penampilan apik dari aktris Jepang, Rin Takanashi, yang mampu mendampingi sekaligus menjadi padanan yang pas bagi penampilan dari Kazuki Kitamura.
Sama halnya seperti Rumah Dara, The Mo Brothers mampu menghadirkan kualitas produksi yang begitu berjelas bagi Killers. Tata kamera arahan Gunnar Nimpuno bergerak begitu dinamis sehingga mampu menangkap sudut-sudut gambar yang terasa begitu efektif dalam bercerita. Begitu juga dengan departemen artistik yang secara meyakinkan menghadirkan dukungan atmosfer suasana yang tepat bagi penceritaan Killers. Dukungan tata musik dan suara dari Fajar Yuskemal dan Aria Prayogi semakin menambah kuat kualitas departemen produksi dari film ini. Kualitas produksi yang benar-benar sangat memuaskan. Sayangnya, Killers terasa seperti kembali mengulangi beberapa kesalahan yang dilakukan The Mo Brothers lewat debut penyutradaraan layar lebar mereka, Rumah Dara, beberapa tahun lalu. Memiliki konsep penceritaan yang sebenarnya sangat menyenangkan, keduanya lantas harus tersandung ketika menterjemahkan konsep tersebut dalam eksekusi akhirnya, khususnya ketika berhubungan dengan pengembangan konflik sekaligus karakter yang berlapis.
Hasilnya jelas dapat dirasakan dari dua penceritaan yang disajikan dalam Killers: penceritaan karakter Nomura Shuhei yang minimalis mampu dieksekusi dengan lancar sedangkan bagian penceritaan dari karakter Bayu Aditya yang cenderung lebih kompleks terkesan hadir cukup berantakan pada kebanyakan bagiannya. Keputusan untuk mempertemukan dua karakter sentral tersebut juga gagal menghasilkan sebuah ending yang maksimal ketika The Mo Brothers kurang mampu memberikan sisi penceritaan yang lebih mendalam. Bukan berarti Killers adalah sebuah presentasi yang buruk – departemen produksi dan penampilan akting yang dihadirkan para pemeran film ini jelas hadir dalam kualitas yang kuat. Namun secara keseluruhan, Killers terasa cukup mengecewakan akibat lemahnya eksekusi cerita di banyak bagiannya.
Sumber,RyeMovies
Link Download : Click Here
Jika ingin reupload ijin dulu !! / sertakan link link sumber !!
wow :o
BalasHapusTamvan Crew keren